Pemuda Kekinian: Panji Aziz Pratama

Sobat muda, kenapa bermuram durja?(Biasalah pak masalah cinta hehe)
Waduh, tahu tidak tingkat kegalauan itu mentukan kualitas seseorang. (Maksudnya gimna pak?)
Kalau kita galau karena hal kecil, berarti kualitas kita seperti itu, begitupun sebaliknya. (Terus galau yang bener itu seperti apa pak?)
Nah, coba kita simak kita kegalauan pemuda kekinian berikut ini.
Panji Aziz Pratama dinobatkan sebagai salah satu dari 60 pemimpin muda di dunia usia 18-23 tahun oleh Global Changemakers. Global Changemakers adalah organisasi independen yang lahir dari program British Council International di tahun 2007. Global Changemakers selama 9 tahun ini telah menjaring para pemimpin muda di dunia untuk disiapkan menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas dan memiliki jiwa pembaharu perubahan untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Global Changemakers pada tahun 2016 ini telah memilih 60 dari 4000 daftar nama pemimpin muda di seluruh dunia, untuk diberangkatkan ke Switzerland pada tanggal 24-30 Juli 2016 dalam rangka pelatihan inkubasi mengenai leadership, volunteer management & organizational development. Negara yang terkenal dengan coklat dan jam tangan kelas dunianya ini menjadi tuan rumah dalam mempertemukan para pemimpin muda dunia dalam acara Global Youth Summit 2016.
60 pemimpin muda terpilih ini berasal dari 30 negara yang rata-rata merupakan CEO & Founder di berbagai gerakan kepemudaan atau organisasi non-profit di negaranya masing-masing. Organisasi yang mereka pimpin bergerak dalam berbagai bidang sepertieducation, human rights, food sustainability, girl and women rights, climate change, environment, immigration/refugees and social enterpreneurship. Mereka telah memilih untuk bergerak dan memberi kontribusi pengabdian di negaranya masing-masing dalam menciptakan dunia yang lebih baik.
Panji Aziz Pratama terpilih atas inisiatifnya dalam membentuk Istana Belajar Anak Banten (Isbanban) yang bergerak untuk menciptakan akses dan kualitas pendidikan yang lebih baik di pelosok desa Banten. Saat ini Isbanban telah menggerakan 592 relawan muda untuk berbagi kepada 455 adik binaan melalui program pengajaran, setiap hari Minggu, di 8 desa yang berlokasi di 7 kabupaten/kota Provinsi Banten. Selain itu, Isbanban juga memberikan beasiswa berupa bantuan lanjut sekolah bagi anak anak di daerah 3T (terpencil, terluar dan tertinggal) di Provinsi Banten.

Provinsi Banten, selain terkenal dengan tingkat pengangguran yang tinggi juga tidak lepas dari tingkat pendidikan masyarakatnya yang rendah. Dalam aspek pendidikan, di Banten tercatat sebanyak 337 ribu anak masih dihantui buta huruf. Belum lagi, 300 ribu lebih anak usia sekolah yang putus sekolah akibat berbagai faktor di antaranya adalah kemiskinan yang masih menggelayuti provinsi yang pernah dipimpin Ratu Atut Chosiyah ini.
Panji Aziz Pratama via http://www.biem.co/
Berangkat dari niat memberantas buta huruf dan mengurangi angka putus sekolah, yayasan Istana Belajar Anak atau Isbanban didirikan pada tahun 2013 lalu. Awalnya, Isbanban adalah sebuah komunitas yang bergerak di bidang sosial, hanya sekumpulan anak-anak muda yang memiliki semangat untuk berbagi dan berarti bagi sesama manusia.
"Kita khawatir dengan kondisi 337 ribu anak buta huruf dan 300 ribu lebih anak tidak lanjut sekolah di pelosok Banten" kata Founder Isbanban, Panji Aziz Pratama.
Bagi Panji dan kawan-kawan se-komunitasnya, tidak mudah untuk memberantas penyakit literasi itu jika hanya bergantung pada pemerintah semata. Menurutnya, harus ada sekelompok anak muda yang punya niatan untuk memajukan pendidikan di provinsi tempatnya dilahirkan.
Program Isbanban via http://www.biem.co/
Sejak berdiri tahun 2013 lalu, Isbanban kini sudah mempunya 8 desa binaan di pelosok Banten. Di delapan desa binaan itu, beberapa relawan di tempatkan untuk mengajari anak-anak putus sekolah dan buta huruf agar tak lagi dirundung penyakit aksara yang terus menghantui.
"Di 7 kabupaten/kota se-provinsi Banten, kita punya 3 program, satu peningkatan literasi demi mencegah buta huruf yakni berupa taman baca. Kedua peningkatan pengetahuan dan wawasan" imbuhnya.
Lalu yang ketiga adalah kualitas pendidikan yakni berupa pemberian beasiswa untuk anak yang mempunyai potensi namun tak mampu untuk melanjutkan pendidikan di daerah terpencil di pelosok Banten.
"Sampai saat ini kami sudah mencegah anak putus sekolah melalui motivasi siswa untuk lanjut sekolah sejak 2013. Untuk tahun ini kita juga akan melaunching projek beasiswa "Isbanban Dream Scholarship" tuturnya.
Panji bercerita, Isbanban sudah mampu memberikan beasiswa kepada 5 anak yang berasal dari keluarga buruh tani dan satu anak yang tergolong tidak mampu (dhuafa).
"Untuk tahap awal, kami membeasiswakan mereka untuk lanjut sekolah dari SD ke SMP. Di samping itu kita monitoring mereka dengan cara mentoring setiap bulan sekali dengan mengirim relawan mentor" ujar Panji. Semangat Panji dan kawan-kawannya untuk berbagi ke sesama ternyata berbuah manis. Kini, yayasan sosial itu terus berjalan walau tanpa bantuan tangan pemerintah. 
Sosok Pemuda Kekinian via http://www.biem.co/
Bagaimana sobat muda, masih mau galau karena hal kecil? Diluar sana banyak lagi contoh pemuda kekinian seperti Panji Aziz Pratama yang kegalauannya mampu membuatnya bermanfaat untuk banyak orang. (Hehe keren pak inspiratif, saya tidak mau galau-galau gal jelas lagi)
Oke, semoga sosok ini bisa menginspirasi kita untuk lebih baiklagi. Tetap semngat belajar! Muda berkarya, muda menginspirasi.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment
close