Hidup Itu Untuk Berbagi via https://www.flickr.com |
“Jangan
Berusaha menjadi sukses, tapi berusahalah menjadi orang yang bermanfaat” Sobat
muda, pernah mendengar kata-kata bijak itu. (Iya pak sering saya mendengarnya)
Baik,
di edisi cerita inspiratif kali ini saya akan share cerita tentang pentingnya
berbagi. (Wah kayaknya menarik, ayo pak
dimulai ceritanya)
Pada
suatu hari, tampak seorang pemuda berdiri termangu-mangu di tepi sebuah
jembatan dengan sungai yang berair deras di bawahnya. Sesekali matanya
menerawang jauh, menarik napas panjang, dan wajahnya menunjukkan dia sedang
frustrasi dan putus asa.
Si
pemuda berkata sendiri, “Semua kenikmatan duniawi telah aku cicipi. Aku kaya
raya, pernah bepergian ke tempat-tempat indah di seluruh dunia dan menikmati
semua makanan lezat serta kenikmatan yang dapat dibeli dengan uang. Saat ini
aku sungguh tidak bahagia. Anak kesayanganku meninggal dunia, istriku pun pergi
meninggalkan aku. Lalu, untuk apalagi aku hidup di dunia ini? Biarpun aku
memiliki harta kekayaan, tetapi hatiku kosong dan menderita.” Setelah itu, si
pemuda tampak bersiap-siap menceburkan diri ke dalam sungai, bunuh diri.
Pada
saat yang bersamaan, seorang pengemis berpakaian kumal menghampiri dia. “Tuan
yang baik, tolong beri saya sedikit uang untuk makan. Saya doakan semoga Tuan
selalu sehat dan berumur panjang.”
Mendengar
permintaan pengemis itu, si pemuda segera mengeluarkan dompet dari sakunya. Ia
mengambil semua uang yang ada dan memberikannya kepada si pengemis sambil
berkata, “Ambillah semua uang ini.”
“Semua
ini?” Tanya si pengemis tidak percaya.
“Iya,
ambillah semua. Karena di tempat yang akan kutuju, aku tidak lagi
memerlukannya,” kata si pemuda sambil mengalihkan pandangannya kembali ke arah
sungai di bawah jembatan.
Si
pengemis rupanya merasakan sikap pemuda yang agak janggal. Ia memegang dan
memandangi uang itu sejenak, kemudian cepat-cepat dikembalikannya uang itu
sambil berkata, “Tidak ah, tidak jadi. Aku memang seorang pengemis, tetapi aku
bukan seorang pengecut dan aku tidak akan mengambil uang dari seorang pengecut.
Ini, bawalah uang ini bersamamu ke sungai itu.” Pengemis itu pun segera pergi
dari sana sambil berteriak lantang, “Selamat tinggal tuan pengecut!”
Berbagi Itu Indah via https://scoutadidharmasakti.wordpress.com/ |
Mendengar
ucapan si pengemis, pemuda itu terpana kaget. Perasaan puas dan bahagia
sejenak yang dirasakan karena bisa memberi uang ke pengemis, lenyap seketika.
Dia sangat ingin si pengemis menerima pemberiannya, apalagi di saat ia akan
mengakhiri hidupnya, tetapi itu pun tidak bisa.
Tiba-tiba,
pemuda itu sadar, ternyata dengan memberi kepada orang lain, telah membuat
dirinya merasa bahagia. Ini merupakan sebuah perasaan dan pengetahuan baru bagi
pemuda itu. Kemudian, dia kembali memandang ke arah sungai itu sekali lagi,
lantas berpaling dan berjalan pergi mengejar si pengemis. Dia ingin mengucapkan
terima kasih dan memberitahu bahwa dia tidak akan menjadi seorang pengecut. Dia
berjanji di dalam dirinya, bahwa dia akan kembali berjuang, untuk mendapatkan
kebahagiaan dengan memberi kepada orang-orang yang membutuhkan.
Demikianlah
sobat muda, mulai hari ini berorientasilah pada kebermanfaatan maka kesuksesan
akan mengikuti kita. (Ceritanya sangat menginspirasi pak)
Jika postingan ini bermanfaat,
jangan lupa di share ya. Ingat, kebaikan yang menginspirasi...(Akan
melahirkan kebaikan yang lain, bukan begitu pak?)
Cerdas sekali anak muda, tetap
semangat belajar! Muda
berkarya, muda menginspirasi.
(Sumber: http://www.andriewongso.com/)
ConversionConversion EmoticonEmoticon