Kata-kata Inspiratif: Pramoedya Ananta Toer Sang Sastrawan Legendaris

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” 
_Pramoedya Ananta Toer_

Pramoedya Ananta Toer via https://www.pinterest.com/
Menulis itu membebaskan diri, mengekspresikan diri, menemukan diri dan kecintaan “mengikat ilmu. Kata-kata ini merupakan sindiran bagi kita semua, sindiran untuk berkarya melalui tulisan. (Bener banget pak, saya pun merasa tersindir hehe)

Untuk itu mulailah menulis agar kita tida hilang dalam sejarah dan masyarakat. (Tapi saya sibuk pak, sebentar lagi mau UN, UAMBN dan kawan-kawannya)

Banyak alasan! Ini yang membuat kita tidak sukses. Memangnya Andrea Hirata, Dewi Lestari, Asma Nadia sampai Almarhum Pramoedya Ananta Toer ini bukan orang sibuk. Kita sama-sama mempunyai waktu 24 jam, niatlah yang membedakan. (Tapi pak saya takut pak, takut karya saya tidak dibaca dan berguna)

Kata bijak Pram via https://quotefancy.com/
“Tulislah jangan takut tulisanmu tidak dibaca orang. Yang penting tulis, tulis dan tulis.  Suatu saat tulisannya akan berguna” Ungkap Almarhum Pramoedya Ananta Toer, Rumah kaca. Seperti artikel ini, mungkin saat ini kelihatannya tidak berguna, tapi untuk generasi dimasa depan saya punya keyakinan bahwa artikel ini akan berguna. Sederhananya, ketika kita nanti meninggal akan ada kenangan yang kita tinggalkan berupa tulisan-tulisan. Karena menulis itu bekeja untuk keabadian. (Keren pak saya termotivasi. Terus siapa si pak Almarhum Almarhum Pramoedya Ananta Toer itu?)

Pram di Doodle via https://www.google.co.id

Bila membuka laman mesin pencari Google pada Senin (6/2/2017), Anda akan menemukan ilustrasi seorang pria berambut putih, berkacamata, dan berkaus. Pria itu digambarkan sedang mengetik di mesin tik manual. Pria itu adalah Pramoedya Ananta Toer yang dilahirkan pada hari ini pada tahun 1925 silam. Ya, Google Doodle hari itu membuat sebuah perayaan ulang tahun ke-92 baginya. Meski, sastrawan ini telah tutup usia akibat komplikasi diabetes serta penyakit jantung pada 31 April 2006 lalu. (Bagaimana kisah hidupnya pak?)

Semasa hidupnya, Pram, demikian dia disapa, menulis berbagai novel, cerita, jurnal, dan kronik sejarah. Dia kerap mengkritik pemerintah melalui karya-karyanya, sehingga kerap bersinggungan dengan penguasa di masanya. Pemerintah Belanda, di masa masih menjajah Indonesia, pernah memenjarakan Pram. Rezim Soekarno pun tak akur dengan Pramoedya Ananta Toer. Begitu pula rezim Soeharto yang menyensor berbagai tulisannya, menudingnya sebagai komunis, hingga memenjarakannya di Pulau Buru selama 30 tahun. (Terus karya yang terkenal apa pak?)

Di antara banyak karya tulis Pramoedya, satu yang paling terkenal, bahkan hingga ke mancanegara, adalah Tetralogi Buru. Hingga saat ini, empat judul dari Tetralogi Buru itu seluruhnya masih beredar dan bisa dibaca. Begitu juga beberapa karya lainnya, seperti Arok Dedes, Mangir, Bukan Pasar Malam, dan Gadis Pantai. (Keren pak, saya sungguh terinspirasi)


Demikianlah sobat muda, semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa share ta artikelnya. Tetap semangat belajar! Muda berkarya, muda bermanfaat.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment
close