Cove buku via https://kangmastopik.wordpress.com/ |
Sobat muda pegiat literasi? Atau
sedang berencana untuk ikut turun tangan membangun budaya literasi? (Alhamdulillah pak sekarang sekarang saya
sedang berkecimpung untuk membangun budaya literasi)
Bacaan inspiratif kali ini
akan sedikit membahas satu buku atau kitab sucinya para pegiat literasi. Berikut
sedikit gambarannya:
Meminjam kata Rendra (alm), kreativitas memiliki tiga syarat
utama, cinta kasih, keterlibatan, dan nilai-nilai universal. Ketiganya diikat
dalam satu kalimat masuk dalam kontekstualitas sambil meraih ridha Allah. Buku
ini merupakan salah satu hasil sublimasi konsep tersebut: bentuk cinta kasih
dan keterlibatan Gol A Gong dan Agus M. Irkham -aktivis Forum Taman Bacaan
Masyarakat- di lapangan literasi.
Literasi dihadirkan dalam dua sisi: konsepsi dan praksis. Sisi pertama memahamkan dan memberi pijakan tentang urgennya "melek literasi", memberikan panduan perkembangan literasi di Indonesia, serta mendedahkan pentingnya masyarakat pembelajar. Sisi kedua berupa contoh bagaimana buku diupacarai dan dirayakan komunitas literasi.
Bentangan tema dalam buku ini begitu luas karena literasi berjalin erat dengan kehidupan, mulai dari dunia penerbitan, komunitas literasi, perpustakaan, kampanye baca tulis, hingga isu sosial, karena ia tak hidup dalam ruang hampa udara. Pembicaraan yang ditampilkan dalam 99 esai pun punya makna khusus: undangan agar pembaca menggenapinya menjadi 100 melalui aksi nyata dalam bentuk tulisan.
Gol A Gong dan Agus M. Irkham menggiatkan Gempa Literasi, gempa yang tidak bersifat menghancurkan, tapi justru membangun. (Keren pak, saya ingin membacanya)
Literasi dihadirkan dalam dua sisi: konsepsi dan praksis. Sisi pertama memahamkan dan memberi pijakan tentang urgennya "melek literasi", memberikan panduan perkembangan literasi di Indonesia, serta mendedahkan pentingnya masyarakat pembelajar. Sisi kedua berupa contoh bagaimana buku diupacarai dan dirayakan komunitas literasi.
Bentangan tema dalam buku ini begitu luas karena literasi berjalin erat dengan kehidupan, mulai dari dunia penerbitan, komunitas literasi, perpustakaan, kampanye baca tulis, hingga isu sosial, karena ia tak hidup dalam ruang hampa udara. Pembicaraan yang ditampilkan dalam 99 esai pun punya makna khusus: undangan agar pembaca menggenapinya menjadi 100 melalui aksi nyata dalam bentuk tulisan.
Gol A Gong dan Agus M. Irkham menggiatkan Gempa Literasi, gempa yang tidak bersifat menghancurkan, tapi justru membangun. (Keren pak, saya ingin membacanya)
Demikianlah, silahkan jika
ingin lebih tahu beli dan baca bukunya, kemudian praktekkan. Semoga artikel ini
menginspirasi sobat muda sekalian. Tetap semangat belajar! Muda berkarya, muda bermanfaat.
ConversionConversion EmoticonEmoticon