![]() |
Agung Hapsah via http://www.viva.co.id |
Setiap vlog
yang di-upload penggemar aktor Ben Affleck dan
Sutradara Christopher Nolan itu punya narasi yang berbeda dari vlogger Tanah Air lainnya. Bukan sok
kebarat-baratan, melainkan dia memang masih belajar bahasa Indonesia yang
fasih. Bahkan ketika interaksi dengan ayahnya di depan koran ini, mereka lebih
nyaman menggunakan bahasa Inggris.
Agung
bercerita, awal dia tertarik belajar membuat video sejak SD di Australia.
Dengan belajar autodidak dengan menonton video, akhirnya dia bisa mencapai
hasil seperti sekarang. Dalam membuat vlog,
dia hanya seorang diri nyaris tanpa ada bantuan tim.
![]() |
Agung Hapsah dan Alat-alatnya via http://www.dontsad.com |
“Semua aku
yang edit, aku yang shooting,
terkadang untuk naskah Indonesia saja sering minta bantuan terjemahan dari
teman,” ujar kakak tertua dari Alvina Sazilah Hapsah dan Zahra Ramadhani Hapsah
itu.
Dalam
perjalanannya sampai menjadi vlogger terkenal, Agung bercerita bahwa dia
pernah menghadapi masa berat. Yakni saat baru pindah dari Australia ke
Indonesia. Dengan gaya hidup yang jauh berbeda, culture shock atau keguncangan budaya baginya
merupakan momen terberat. Bahkan dia mengaku sempat putus asa menghadapi
lingkungan barunya di sini, beberapa minggu tidak mau pergi masuk ke sekolah.
Ali Hapsah
sang ayah menuturkan cukup kewalahan membantu proses adaptasi Agung selama baru
pindah ke Indonesia sejak SMP. Sempat ada opsi dia pindah ke sekolah
internasional di Jakarta. Dengan banyak pertimbangan, akhirnya Agung tetap bertahan
di Tana Paser hingga sekarang.
“Alhamdulillah sekarang dia sudah bisa menyesuaikan
lingkungan. Meskipun masih banyak budaya di Indonesia yang bertentangan keras
dengan yang dia pahami selama ini di Australia,” ucap suami dari Jumriah itu.
Melihat prestasi
Agung, Ali selalu mendukung apa yang menjadi keinginan sang anak. Bahkan dia
yang membantu proses pencairan dana yang dihasilkan Agung di YouTube. Maklum, saat ini Agung
belum memilki identitas KTP dan sistem perbankan.
Dijelaskan
Ali, keuntungan per bulan yang diraup cukup besar. Info terakhir, kisaran USD
1.000 atau setara Rp 13,3 juta sudah dikantongi Agung jika saja ingin
dicairkan. Itu didapat dengan banyaknya subscriber dan konten iklan yang masuk ke vlog miliknya. Namun, rata-rata per bulan
bisa lebih kecil, bergantung banyaknya subscriber.
Namun, Agung
belum mau mengambilnya, dia berencana ingin menabung sampai jumlah yang besar.
Selanjutnya, baru membelikan sesuatu yang besar pula untuk kedua orangtuanya,
yang selama ini telah mendukung penuh bidang yang digemarinya.
Ali mengaku,
sudah tidak terhitung lagi berapa besar dana yang digelontorkannya dalam
mendukung hobi Agung itu. Bahkan saat Agung berada di Australia menjalani masa
pertukaran pelajar, dia memberikan kartu debit dan kreditnya.
“Sampai
pihak bank menghubungi saya karena transaksi fantastis melalui kartu saya.
Posisi saya di Indonesia, transaksinya di luar negeri. Sempat mau diblokir
pihak bank. Setelah saya jelaskan akhirnya tidak jadi. Agung saat itu sedang
belanja peralatan kamera. Nominalnya lumayan hampir Rp 100 juta dia belanja,”
kenang Ali lantas tertawa.
Selama ada
dananya, Ali selalu berusaha mengabulkan apa yang diperlukan Agung. Namun,
terkadang dengan beberapa persyaratan, semisal Agung harus lebih rajin dalam
ibadah.
Dalam vlog Agung di YouTube, ada yang menarik karena
baru saja Mei lalu, dia diundang di pesta pernikahan Benakribo atau Benazio
Rizki Putra dan Vendryana di Jakarta. Dikalangan blogger dan vlogger,
nama Benakribo dan Vendryana sudah tidak asing lagi. Mereka adalah bagian dari
pendiri akun Indovidgram. Salah satu komunitas video Instagram terbesar di Indonesia yang lahir sejak
6 April 2014.
Dalam vlog tersebut, sejumlah founder terkenal Indovidgram mengaku kagum
dengan sosok Agung dan karyanya. Salah satunya Chandra Liow yang mengatakan
seorang big fans dari Agung Hapsah.
MetroTV pun pernah
menghubunginya sebagai narasumber, saat itu dia diminta berbagi tips bagaimana
cara cerdas menjadi YouTubers.
Tanpa harus mendapat hujatan ataupun kecaman dari netizen.
Agung
sendiri merupakan tipikal anak yang keras dan berpendirian. Dia mengatakan jika
yang memintanya membuat video, tetapi menurutnya tidak menarik. Dia tidak akan
mengerjakan proyek tersebut. Sekalipun ayahnya yang meminta.
Selama
membuat vlog, Agung mengaku tidak pernah
bosan. Karena saat bosan, justru membuat vlog lah yang bisa menghilangkan kebosanan.
Dia pun tidak terus-terusan setiap hari mengerjakan vlog. Penyuka ayam goreng itu
memberikan saran bahwa jangan memaksakan ide dalam membuat vlog.
“Kapan saya
mau, maka saya buat video. Tidak ada paksaan. Jangan hidup hanya untuk vlog, keseharian mu jangan
terpaku membuat vlog.
Saat ada sesuatu menarik, maka barulah buat vlog,”
pesan pria yang suka nonton film itu.
Agung saat
ini masih belum memilki cita-cita yang fokus. Banyak yang masih dia
cita-citakan. Mulai ingin jadi presiden, filmmaker,
dan berbagai keinginan besar lainnya. Usai lulus SMA, dia berencana melanjutkan
ke sekolah sinematografi di Jakarta.
Demikianlah sobat muda, semoga sosok pemuda kekinian kali ini bisa
menginspirasi kita semua untuk terus berkarya. Tetap semanga! Muda berkarya,
muda bermanfaat.
ConversionConversion EmoticonEmoticon