Tahukah Kita: Lapisan Ozon

Sobat muda tentunya sudah tidak asing dengan lapisan ozon bukan? (Ozon? Saya baru mendengar pak hehe)

Waduh, oke kita belajar bareng ya? (Oke pak siap)

Lapisan Ozon via https://alamendah.org
Jadi, Ozon ialah gas yang secara alami terdapat di atmosfir, unsur kimia yang terkandung dalam partikel ozon adalah tiga buah oksigen (O3). Adapun keberadaan ozon sendiri di alam terdapat di dua wilayah atmosfer, yaitu di lapisan troposfer dan statosfer. Pada lapisan troposfer yang berada sekitar 10-16 km dari permukaan bumi, ozon hanya terdapat sebanyak 10%. Sedangkan, pada lapisan stratosfer yang berada 50 km dari puncak troposfer, ozon terdapat sebanyak 90%. Oleh karena itu, lapisan stratosfer sering disebut lapisan ozon karena memiliki kandungan ozon yang paling banyak. (Owh gitu, terus fungsinya apa pak?)

Lapisan ozon berfungsi untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet matahari. Sinar ultraviolet merupakan sinar yang dipancarkan oleh matahari dengan energi yang cukup tinggi. Dengan demikian, menipisnya lapisan ozon akan meningkatkan radiasi ultraviolet matahari terutama UV-B yang mampu mencapai permukaan bumi sehingga hal ini dapat menimbulkan dampak negatif  baik bagi kesehatan dan lingkungan. (Wah gaswat eh gawat ya pak?)

Berdasarkan data dan pengamatan kondisi ozon di atmosfir dari bulan Oktober 1980 sampai dengan Oktober 1991, kondisi  lubang pada lapisan ozon semakin memprihatinkan yakni hampir sebesar benua Australia. Kondisi  terbaru memang sudah lebih baik menurut data per – 9 September 2011.  Akan tetapi,  dari foto satelit lubang ozon di kutub utara, masih terlihat adanya penipisan dimana penipisan itu berada di sekitar Rusia dan Skandinivia, selain itu juga terlihat di Australia. Adanya penipisan lubang ozon ini tidak terlepas dari banyaknya bahan perusak ozon (BPO) dan zat-zat pencemar udara yang berperan dalam proses penipisan lapisan ozon yang  dikenal dengan ODS (Ozone Depleting Substances)  seperti Chlorofluorocarbons (CFC), Hydrochloroflurocarbons (HCFC), Halons, Methyl Bromide, Carbon tetrachloride, dan Methyl Chloroform. Zat-zat seperti CFC dan HCFC tersebut pada umumnya digunakan sebagian untuk membantu daya semprot pada peralatan kosmetik, semprot nyamuk, peralatan pemeliharaan otomotif, pembersih rumah, cat semprot, dan alat kesehatan. Selain itu, juga digunakan pada pembuatan busa sol sepatu, tempat tidur, jok kursi dan sterofom pada wadah makanan, sebagai bahan pendingin pada AC dan kulkas. Adapun Halons digunakan sebagai bahan untuk pemadam kebakaran sedangkan Methyl Bromide untuk fumigasi hama. (Lanjutkan pak, nampaknya semua orang harus tahu informasi ini)

ODS selain merusak lapisan ozon, ternyata juga berkontribusi terhadap pemanasan global karena adanya emisi gas karbondioksida (CO2). Lebih lanjut pemanasan global atau yang dikenal dengan istilah Global Warming ini akan menimbulkan perubahan suhu udara, curah hujan, dan musim. Semakin banyak peralatan yang menggunakan ODS, tentunya akan semakin tinggi tantangan untuk mengurangi emisi yang menimbulkan pemanasan global melalui penanganan barang-barang bekas yang mengandung ODS. Adanya penipisan lapisan ozon yang menyebabkan sinar ultraviolet mampu menembus permukaan bumi tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan. Sinar ultraviolet dapat mengakibatkan seseorang menderita katarak, mengalami penurunan imunitas tubuh sehingga mudah terserang penyakit, dan kanker kulit. Terlebih lagi UV-B bila menenembus lapisan kulit dapat menjadi penyebab kanker dan kerusakan mata secara permanen. (Wah ngeri banget ya pak)

Dampak negatif akibat penipisan lapisan ozon
via http://akangguruku.blogspot.co.id/
Nah, Dengan adanya bahaya dan dampak negatif yang ditimbulkan akibat penipisan lapisan ozon, tentulah sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk mau dan mampu melakukan perlindungan terhadap lapisan ozon demi kelangsungan hidup dan kualitas lingkungan sekitar yang lebih baik. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk melindungi lapisan ozon:
– Tidak membeli produk-produk yang mengandung BPO, usahakanlah untuk membeli produk yang berlabel Ozone Friendly atau Free CFC, maksudnya produk tersebut sudah tidak lagi mengandung zat-zat BPO
– Sebisa mungkin mengurangi pengunaan atau mengganti alat-alat kebutuhan yang dapat menghasilkan zat-zat perusak ozon dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan
– Tidak menggunakan peralatan makanan yang terbuat dari plastik
– Gunakan botol atau kemasan minuman yang bisa tahan lama, bukan botol plastik. Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan membawa tempat minum atau tumbler.
– Hindari penggunaan sterofoam sebagai wadah makanan, selain tidak aman untuk kesehatan, bahan yang terkandung dalam sterofoam juga berperan dalam penipisan lapisan ozon dan sulit untuk terurai.
– Membiasakan untuk membawa tas belanja sendiri (goodie bag), sehingga tidak perlu menggunakan plastik yang selalu disediakan di toko.
– Menanam pohon di pekarangan serta usahakanlah terdapat tanaman di sekitar pekarangan rumah.
– Melakukan pemeliharan AC rumah tangga, lemari pendingin pada bengkel servis yang telah tersertifikasi.
–  Berusaha untuk selalu hemat enegi, misalnya dengan memilih menggunakan lampu neon dibandingkan lampu pijar
–  Melakukan sosialisasi tentang dampak lingkungan akibat pelepasan BPO ke atmosfer secara langsung

Demikianlah sobat muda, mudah-mudahan kita tergerak untuk bersama-sama melindungi bumi kita tercinta ini. Jangan lupa di share ya, ajak orang-orang untuk bersama-sama melindungi bumi. Tetap semangat! Muda berkarya, muda menginspirasi.


(Sumber: Rusbiantoro, Dadang. 2008. Global Warming For Beginner. Yogyakarta:O2)
Previous
Next Post »
Thanks for your comment
close