![]() |
Gambaran Lahan Gambut via http://pantaugambut.id/ |
Sobat muda pernah mendengar lahan gambut? (Wah semacam apatu pak? Hehe)
Wah, sobat muda kurang baca buku ya katanya
kekinian. (Hehe emang itu apa sih pak)
Dikutip dari http://pantaugambut.id, Gambut adalah hamparan yang terbentuk dari
sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut, dan jasad hewan yang membusuk. Timbunan
tersebut menumpuk selama ribuan tahun hingga membentuk endapan yang tebal.
Gambut umumnya ditemukan di area genangan air, seperti rawa, cekungan sungai,
maupun daerah pesisir. Gambut bisa berada di dataran rendah dan dataran tinggi.
(yang banyak mengandung karbonnya ya pak?)
Tepat sekali anak muda. (Memang apa gunanya pak?)
Gambut mampu menjaga kestabilan iklim. Ekosistem
gambut berperan stabilnya iklim dunia. Ini karena gambut menyimpan sepertiga
cadangan karbon dunia. Indonesia, khususnya, merupakan rumah bagi lahan gambut
tropis terbesar di dunia. Luas lahan gambut kita sekitar 14,9 juta hektar atau sedikit lebih luas dari pulau
Jawa. Lahan gambut Indonesia juga menyimpan karbon yang tinggi, diperkirakan
mencapai 22,5-43,5 gigaton karbon. Ini setara dengan emisi yang
dilepaskan 17-33 miliar mobil pribadi dalam 1 tahun. Pengeringan
lahan gambut akan mempercepat pembusukan bahan organik yang melepaskan
karbondioksida (CO2) dalam prosesnya. Bersama bahan organik yang membusuk,
gambut pun menyusut. Lahan gambut kemudian dikeringkan lagi untuk mencegah air
kembali membanjiri gambut. Proses pengeringan gambut yang terus berlangsung ini
mengeluarkan emisi CO2 secara terus menerus dan membuat lahan
gambut rentan terbakar. (Wow tapi
kita banyak yang tidak tahu akan pegetahuan semacam ini)
Itulah tugasmu sebagai anak muda untuk terus
berbagi agar masyarakat tahu, kalau sudah tahu pasti akan menjaganya dan terus pantau gambut. (Lalu bagaimana pak menjaganya?)
Berikut ini sedikit opini dari saya untuk
menjaga gambut:
1. Pengelolaan
Lahan Gambut
![]() |
Pengelolaan Lahan Gambut via http://wartaekonomi.co.id |
Indenesia dikenal dengan Negara yang mempunyai sumber daya alam
yang sangat besar, namun negeri ini tak cukup membuat penghuninya merasakan
kesejahteraaan. Itu dikarenakan kurangnya kemampuan dalam mengelolah SDA
tersebut. Untuk mengelolah SDA tentu saja kita membutuhkan SDM yang
berkualitas. Jadi hal pertama untuk dapat melindungi gambut, kita harus
memperbaiki SDM supaya mampu mengelola kekayaaan alam yang sudah diberikan Tuhan
kepada negeri ini.
2. Pelestarian
Lahan Gambut
![]() |
Pelestarian Lahan Gambut via http://gskbb.blogspot.co.id/ |
Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian sudah dilakukan sejak
lama, namun gambut sangat rentan mengalami degradasi. Degradasi lahan gambut
bisa terjadi bila pengelolaan lahan tidak dilakukan dengan baik. Konsep
pengelolaan lahan gambut berkelanjutan harus dilakukan dengan meningkatkan
produktivitas secara maksimal dan menekan tingkat emisi yang ditimbulkan seminimal
mungkin. Perusahaan berkepentingan dengan pengelolaan lahan gambut secara
lestari dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit. Salah satu
faktor penting dalam pengelolaan lahan gambut lestari adalah tata kelola tanah
dan air. Dalam kondisi alami, lahan gambut selalu dalam keadaan jenuh air
(anaerob), sedangkan sebagian besar tanaman membutuhkan kondisi yang aerob.
Oleh sebab itu pembuatan saluran drainase diperlukan untuk menurunkan permukaan
air tanah dan menciptakan kondisi aerob di zona perakaran tanaman sekaligus
mengurangi konsentrasi asamasam organik. Namun demikian, gambut tidak boleh
terlalu kering karena gambut akan mengalami kerusakan dan mudah mengalami
kebakaran.
Pengaturan air tanah merupakan kunci dari pengelolaan gambut
berkelanjutan. Permukaan air tanah dipertahankan agar perakaran tanaman tetap
lembab, tidak tergenang namun tidak mengalami kekeringan. Permukaan air tanah
sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Intensitas hujan yang tinggi dapat
meningkatkan permukaan air tanah hingga menggenangi kebun kelapa sawit,
sebaliknya intensitas hujan yang rendah akan menurunkan permukaan air tanah.
Perusahaan membuat sistem pengaturan air untuk mempertahankan
ketinggian air permukaan tanah sehingga lahan gambut dapat berfungsi dengan
baik, terhindar dari bahaya kebakaran dan mampu memberikan daya dukung pada
pertumbuhan tanaman. Curah hujan harian dan permukaan air tanah senantiasa
dipantau untuk mengevaluasi kondisi permukaan air tanah dan melakukan
pengaturan yang diperlukan. (Sumber: http://www.astra-agro.co.id)
3. Restorasi
Lahan Gambut
![]() |
Restorasi Lahan Gambut via http://news.okezone.com/ |
Lahan gambut adalah suatu ekosistem dimana (dibawah kondisi jenuh
air secara permanen) bahan tanaman mati dan yang telah/tengah mengalami
perombakan (decay) terakumulasi untuk membentuk sebuah lapisan tanah yang tebal
organik (gambut). Rata-rata per hektar karbon tanah menyimpan 10 x lebih besar
dari hutan tropis yang masih utuh. Hal ini membuat lahan gambut menjadi tempat
penyimpanan (reservoir) karbon yang paling penting dan sangat terkonsentrasi di
darat.
Dalam hutan rawa gambut alami, selain sebagai produsen, hutan
memfasilitasi kondisi basah untuk pembentukan gambut, penyerapan dan
penyimpanan karbon. Pengeringan dan konversi gambut akan membuatnya melepaskan
karbon gambut lebih cepat daripada yang telah diserapnya (sequester). Emisi
yang dihasilkan dari hutan rawa gambut yang dikonversi menjadi dan digunakan
sebagai perkebunan (termasuk tindakan deforestrasi dan drainase) dengan
menggunakan asumsi siklus tegakan 25 tahun akan dikeluarkan hingga puluhan tahun
berikutnya atau bahkan lebih lama lagi.
Namun
informasi lengkap ekosistem lahan gambut belum tersedia. Seberapa kedalaman
gambut, berapa luasnya dan spesies apa saja yang bergantung padanya masih belum
terjawab. Pengumpulan data dasar mengenai lahan gambut sedang dilakukan oleh
berbagai pihak khususnya yang terkait dengan jumlah emisi karbon yang dapat
disimpan dan dilepaskan lahan gambut. Informasi yang terkumpul akan berguna
bagi penyelamatan lahan gambut yang telah rusak maupun mempertahankan lahan gambut
yang masih utuh. Ini secara tidak langsung juga membantu upaya Indonesia untuk
memenuhi target pengurangan emisi sebesar 26% dari tingkat business-as-usual
pada tahun 2020. (Sumber: http://sembilanbelasagustus.tumblr.com)
Bagaimana sobat muda, sudah siap untuk
menjaga lahan gambut? Menjaga Indonesia? (Siap
pak, sekarang saya sudah tahu pentingnya lahan gambut. Karena dengan menjaganya
berarti kita menjaga Indonesia kita tercinta ini kan pak?)
Nah, yuk mulai sekarang ubah niat baik
menjadi aksi baik. Mari bersama-sama #pantaugambut dengan mengelola, melestarikan
dan merestorasinya untuk Indonesia. Tetap semangat belajar! Muda berkarya, muda bermanfaat.
4 comments
Click here for commentsWah terima kasih artikel ini sudah menyadarkan saya bahwa menjaga kelestarian alam itu sangatlah penting untuk masa depan. Jangan lupa kunjungi blog saya ya Mas Helmi Blog
ReplyAlhamdulillah semoga bermanfaat. siap nanti saya berkunjung mas :)
Replyterlepas dari lombanya, memang pembahasan gambut sangat penting untuk dibahas. oh iya ditunggu kunjungan baliknya ya
ReplyBener banget mas. Siap terimakasih sudah berkunjung :)
ReplyConversionConversion EmoticonEmoticon