Pemuda Kekinian: Agung Hapsah

Agung Hapsah via http://www.viva.co.id
Sobat muda, jika sobat muda seorang Youtuber pasti tak asing dengan anak muda yang satu ini. Dikutip dari kaltim.prokal.co,  pria kelahiran Ujung Pandang 17 tahun lalu itu sejak kelas 3 SD, sudah berdomisili di Australia. Ini karena sang ayah saat itu menjalani pendidikan di Negeri Kanguru. Hingga kelas 2 SMP, dia baru kembali ke Indonesia. Masuk ke SMP berstandar internasional di Tana Paser.
Setiap vlog yang di-upload penggemar aktor Ben Affleck dan Sutradara Christopher Nolan itu punya narasi yang berbeda dari vlogger Tanah Air lainnya. Bukan sok kebarat-baratan, melainkan dia memang masih belajar bahasa Indonesia yang fasih. Bahkan ketika interaksi dengan ayahnya di depan koran ini, mereka lebih nyaman menggunakan bahasa Inggris.
Agung bercerita, awal dia tertarik belajar membuat video sejak SD di Australia. Dengan belajar autodidak dengan menonton video, akhirnya dia bisa mencapai hasil seperti sekarang. Dalam membuat vlog, dia hanya seorang diri nyaris tanpa ada bantuan tim.
Agung Hapsah dan Alat-alatnya via http://www.dontsad.com
Bermodalkan alat perekam kamera DSLR, mirrorless, tripod, dan perangkat lighting mini lainnya. Agung mampu membuktikan bahwa dengan kemauan dan kinerja yang keras, sebuah karya mengagumkan bisa dihasilkan dengan segala keterbatasan.
“Semua aku yang edit, aku yang shooting, terkadang untuk naskah Indonesia saja sering minta bantuan terjemahan dari teman,” ujar kakak tertua dari Alvina Sazilah Hapsah dan Zahra Ramadhani Hapsah itu.
Dalam perjalanannya sampai menjadi vlogger terkenal, Agung bercerita bahwa dia pernah menghadapi masa berat. Yakni saat baru pindah dari Australia ke Indonesia. Dengan gaya hidup yang jauh berbeda, culture shock atau keguncangan budaya baginya merupakan momen terberat. Bahkan dia mengaku sempat putus asa menghadapi lingkungan barunya di sini, beberapa minggu tidak mau pergi masuk ke sekolah.
Ali Hapsah sang ayah menuturkan cukup kewalahan membantu proses adaptasi Agung selama baru pindah ke Indonesia sejak SMP. Sempat ada opsi dia pindah ke sekolah internasional di Jakarta. Dengan banyak pertimbangan, akhirnya Agung tetap bertahan di Tana Paser hingga sekarang.
Alhamdulillah sekarang dia sudah bisa menyesuaikan lingkungan. Meskipun masih banyak budaya di Indonesia yang bertentangan keras dengan yang dia pahami selama ini di Australia,” ucap suami dari Jumriah itu.
Melihat prestasi Agung, Ali selalu mendukung apa yang menjadi keinginan sang anak. Bahkan dia yang membantu proses pencairan dana yang dihasilkan Agung di YouTube. Maklum, saat ini Agung belum memilki identitas KTP dan sistem perbankan.
Dijelaskan Ali, keuntungan per bulan yang diraup cukup besar. Info terakhir, kisaran USD 1.000 atau setara Rp 13,3 juta sudah dikantongi Agung jika saja ingin dicairkan. Itu didapat dengan banyaknya subscriber dan konten iklan yang masuk ke vlog miliknya. Namun, rata-rata per bulan bisa lebih kecil, bergantung banyaknya subscriber.
Namun, Agung belum mau mengambilnya, dia berencana ingin menabung sampai jumlah yang besar. Selanjutnya, baru membelikan sesuatu yang besar pula untuk kedua orangtuanya, yang selama ini telah mendukung penuh bidang yang digemarinya.
Ali mengaku, sudah tidak terhitung lagi berapa besar dana yang digelontorkannya dalam mendukung hobi Agung itu. Bahkan saat Agung berada di Australia menjalani masa pertukaran pelajar, dia memberikan kartu debit dan kreditnya.
“Sampai pihak bank menghubungi saya karena transaksi fantastis melalui kartu saya. Posisi saya di Indonesia, transaksinya di luar negeri. Sempat mau diblokir pihak bank. Setelah saya jelaskan akhirnya tidak jadi. Agung saat itu sedang belanja peralatan kamera. Nominalnya lumayan hampir Rp 100 juta dia belanja,” kenang Ali lantas tertawa.
Selama ada dananya, Ali selalu berusaha mengabulkan apa yang diperlukan Agung. Namun, terkadang dengan beberapa persyaratan, semisal Agung harus lebih rajin dalam ibadah.
Dalam vlog Agung di YouTube, ada yang menarik karena baru saja Mei lalu, dia diundang di pesta pernikahan Benakribo atau Benazio Rizki Putra dan Vendryana di Jakarta. Dikalangan blogger dan vlogger, nama Benakribo dan Vendryana sudah tidak asing lagi. Mereka adalah bagian dari pendiri akun Indovidgram. Salah satu komunitas video Instagram terbesar di Indonesia yang lahir sejak 6 April 2014.
Dalam vlog tersebut, sejumlah founder terkenal Indovidgram mengaku kagum dengan sosok Agung dan karyanya. Salah satunya Chandra Liow yang mengatakan seorang big fans dari Agung Hapsah.
MetroTV pun pernah menghubunginya sebagai narasumber, saat itu dia diminta berbagi tips bagaimana cara cerdas menjadi YouTubers. Tanpa harus mendapat hujatan ataupun kecaman dari netizen.
Agung sendiri merupakan tipikal anak yang keras dan berpendirian. Dia mengatakan jika yang memintanya membuat video, tetapi menurutnya tidak menarik. Dia tidak akan mengerjakan proyek tersebut. Sekalipun ayahnya yang meminta.
Selama membuat vlog, Agung mengaku tidak pernah bosan. Karena saat bosan, justru membuat vlog lah yang bisa menghilangkan kebosanan. Dia pun tidak terus-terusan setiap hari mengerjakan vlog. Penyuka ayam goreng itu memberikan saran bahwa jangan memaksakan ide dalam membuat vlog.
“Kapan saya mau, maka saya buat video. Tidak ada paksaan. Jangan hidup hanya untuk vlog, keseharian mu jangan terpaku membuat vlog. Saat ada sesuatu menarik, maka barulah buat vlog,” pesan pria yang suka nonton film itu.
Agung saat ini masih belum memilki cita-cita yang fokus. Banyak yang masih dia cita-citakan. Mulai ingin jadi presiden, filmmaker, dan berbagai keinginan besar lainnya. Usai lulus SMA, dia berencana melanjutkan ke sekolah sinematografi di Jakarta. 
Demikianlah sobat muda, semoga sosok pemuda kekinian kali ini bisa menginspirasi kita semua untuk terus berkarya. Tetap semanga! Muda berkarya, muda bermanfaat.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment
close