Pendidikan Literasi

Sobat muda tahu tentang literasi? (Setahu saya literasi itu tentang bahasa)
Literasi via http://www.sekolahguruindonesia.net/

Itu memang benar, namun Bukan hanya ilmu bahasa saja, tetapi ilmu matematika (berhitung), ilmu sosial(memecahkan permasalahan), ilmu psikologi (pengembangan potensi diri), dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Berarti literasi bukan hanya terkait dalam satu ilmu saja, antara lmu-ilmu yang lain juga mempunyai keterkaitan. Seiring dengan perubahan zaman, munculah istilah “Paradigma Literasi”, bahkan perubahan zaman dapat menyebabkan perubahan pada paradigma  literasi. Di bawah ini akan dijelaskan ihwal literasi yang menyebabkan perubahan.

1.                 Keterlibatan lembaga-lembaga sosial  
sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah-tengahh masyarakat harus mampu berinteraksi dan bekerja sama dengan baik bersama lembaga-lembaga sosial (RT, RW, Kepala Desa, Bupati, dll). Lembaga-lembaga sosial itu menjalankan faslitas dengan bahasa, sehingga muncul adanya bahasa politik yang sering disebut oleh rakyat. Politik di Indonesia memiliki ideologi yang tertulis maupun tidak tertulis yakni ddikte oleh lingkungan sosial politiknya. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap bahasa politik dalam lembaga-lembaga sosial.

2.                 Tingkat kefasihan relatif   
Literasi juga melibatkan kefasihan. Dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain perlu fasih dalam berbahasa. Bila berbahasa itu tidak fasih maka lawan yang kita ajak bicara akan merasa kebingungan dengan apa yang kita bicarakan. Kefasihan diperlukan untuk memainkan peran fungsional dalam setiap interaksi.  Dengan pern fungsional dalam kehidupan sehari-hari untuk tingakat kefasihan relatf yaitu fungsi dalam berkomunkasi .

3.                 Pengembangan potensi diri dan pengetahuan            
Setiap orang pasti mempunyai potensi dalam dirinya. Potensi itu dapat dikembangkan oleh diri kita sendiri serta doronngan literasi membantu mengembangkan potensi dalam diri kita. Contohnya literasi dalam menulis, seseorang itu memiliki kemampuan atau potensi dalam menulis. Literasi mampu membantu mengembangkan potensi menulis tersebut dengan memproduksi dan mereproduksi ilmu pengetahuan. Dengan adanya ilmu pengetahuan mampu mengembangkan potensi menulis.

4.                 Standar dunia            
Sekarang ini semua yang berkaitan dengan dunia pendidikan, khususnya dalam mengevaluasi pasti merujuk pada tingkat Internasional. Bla kita  merujuk pada dunia internasioanal maka kita akan mengetahui sejauh mana kita dapat bersaing dengan dunia luar. Dapat di ibaratkan bla kita bersaing dengan orang hevbat, maka kita akan mengetahui kelemahan kita. Melainkan bila kita bersaing dengan orang yang biasa saja, maka kita tidak akan mengalami kemajuan. Begitu pula dengan literasi, melalui PILRS, PISA, dan TIMSS dapat mengukur hasil-hasil evaluasi dalam literasi tingkat internasional. Diantaranya ilmu pengetahuan yang diujkan adalah matematika, bahasa dan lmu pengetahuan alam.

5.                 Warga masyarakat demokratis            
Saat ini Indonesia menganut paham demokrasi. Dimana dalam demokrasi (menutut pandangan ilmu kewarganegaraan) bahwa rakyat memegang peranan penting dalam pemerintahan. Tetapi, bukan hanya masyarakat saja yang ikut terlibat, media juga ikut terlibat didalamnya. Media merupakan salah satu pilar demokrasi. Pendidikan literasi di Indonesia harus mengacu kepada paham demokrasi supaya para siswa-siswinya dapat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat.

6.                 Keragaman lokal            
Indonesia memiliki banyak ragam budaya dan bahasa. Bila kita mempunyai literasi yang tinggi maka kt harus mementingkan keragaman lokal sebelum ke tingkat nasional, regional dan internasional. Sudah selayaknya kita sebagai penerus bangsa harus mementingkan keragaman lokal. Berhubungan dengan literasi, sebelum kita membangun literasi di ingkat internasional, ebana kita membangun literasi di tingkat lokal terlebih dahulu, seperti pepatah mengatakan bahwa “lakukanlah hal terkecil dahulu, sebelum melakukan hal yang besar”.

7.                 Hubungan global            
Seseorang harus mampu bersaing dengan dunia luar. Bila ada seseorang yang takut bersaing dengan dunia luar berarti ia tidak mau maju dan berkembang. Begitu pula dengan dunia literasi. Literasi dalam hal ini tergantung dua hal yaitu penguasaan teknologi informasi, dan penguasaan pengetahuan yang tinggi. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yanng hidup dizaman modern tidak boleh tertinggal dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat.

8.                 Kewarganegaraan yang efektif            
Dalam mempelajari ilmu kewarganegaraan, kita mengenal dengan hak dan kewajiban. Keduanya itu berbeda menurut pengertian dan maknanya. Literasi juga membekali manusia dalam menjadikan warga atau masyarakat yang efektif. Efektf ini mempunyai beberapa ciri, diantaranya :
a.                   Mengubah dirinya ke arah yang lebih baik.
b.                  Dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya.
c.                   Dapat menjaga lingkungan dengan baik.
d.                  Dapat berinteraksi dengan keluarga, dan masyarakat sekitar dengan rukun dan tentram.

9.                 Bahasa Inggris ragam dunia            
Banyak orang yang mengatakan bahwa English is international language, karena bahasa Inggris dipelajari hampir disemua belahan dunia. Tetapi, mempelajari bahasa Inggris tidak menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pokok atau primer. Setiap negara pasti memiliki bahasa lokal khas daerahnya masing-masing dan kita cenderung lebih banyak membangun budaya literasi lokalnya. Bahasa Inggris yang sedang dipelajari kental dengan negara masing-masing. Maka dari itu mengapa muncul adanya British style and American style.

10.            Kemampuan berfikir kritis            
Kritis merupakan suatu sifat dari seseorang yang memilk ciri-cirina yaitu sering bertanya, selalu ingin tahu, rasa penasaran yang tinggi tentang ilmu pengetahuan. Literasi sangat hebat karena mampu mewujudkan sfat efektif, fasih dan kritis. Tisa sifat itu yang perlu ada pada saat pengajaran bahasa. Tetapi bukan hanya pengajaran bahasa saja, pengajaran matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu lainnya harus memiliki tiga sifat di atas.

11.            Masyarakat semiotik
Semiotik merupakan suatu ilmu mengenai tanda. Budaya merupakan suatu tanda, dan bila ingin memahaminnya harus mengerti literasi semiotik. Dalam bahasa, semiotik bisa dikatakan sintaksis, semantik dan pragmatik. Ketiganya sama membahas tentang kajian dalam bahasa. Semuanya tidak akan terlepas dari bahasa, karena yang pertama diucapkan adalah bahasa.   
   
Bagaimana sobat muda? (Wow ternyata literasi itu memang penting ya pak. Terus harus dimulai dari mana pak?)

Tentu saja, semuanya itu berawal dari kecil. Literasi akan berkembang apabila sejak dini literasi tu diajarkan, dikenalkan dan dkembangkan oleh orang tua. Setiap anak hakikatnya akan bertingkah laku seperti orang tuanya. Kalau orang tuanya tidak suka membaca maka kemungkinan anaknya tidak menyukai membaca. Namun para orang tua memilih dunia pendidikan atau instansi-instansi pendidikan untuk dapat mengajarkan kepada anaknya yaitu ilmu pengetahuan. (Kalau di dalam sekolah bagaimana pak?)  

Dalam sekolah dasar tidak hanya mengajarkan ilmu pendidikan saja, melainkan sikap, moral, tingkah laku, budaya juga diajarkan kepada siswa-siswinya.  Sekolah mempunyai cara untuk membangun literasi dengan adanya perpustakaan yang dapat menunjang siswa-siswi untuk mengembangkan kemampuan membaca. Begitu pula dengan adanya mading sekolah untuk mengembangkan kemampuan menulis peserta didik. Dalam proses belajar mengajar, guru tidak terlepas melatih peserta didik untuk berfikir inovatif, kreatif, dan aktif. Serta ditunjang dengan bacaan yang dapat menjadikan peserta didik memiliki budaya literasi yang tinggi. Sebab bila memiliki literasi yang tinggi dapat menjadikan negar ini maju dan berkembang dan pastinya dapat bersaing dangan dunia luar dalam sektor pendidikan, ekonomi, politik, dan sosial. Kembali lagi ke topik awal mengenai pembelajaran bahasa. Sekarang ini dalam mata pelajaran bahasa mencakup empat aspek yaitu menulis, membaca, menyimak dan berbicara. Namun yang jadi pertnyaannya “Apakah ke empat aspek di atas berjalan dengan baik dalam prosesnya?”. Banyak guru bahasa yang memberikan nilai hanya dengan mengisi soal-soal saja, tanpa mengetaui sejauh mana kemampuan menulis dan membaca peserta didiknya. Dalam ranah pendidikan juga mempunyai tiga aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Seorang pendidik yang baik bukan hanya mengajarkan teori-teori saja, namun juga harus dibarengi dengan ranah psikomotorik.  (Saya paham pak, mohon kesimpulannya hehe)    


 Jadi dapat disimpulkan bahwa di Indonesia jarang menggunakan kata literasi, dan yang sering dipakai adalah kata proses belajar mengajar. Literasi bukan hanya mencakup bidang pendidikan saja, melainkan bidang ekonomi, sosial, politik, dan lain lain. Negara-negara yang maju pada sekarang ini dkarenakan mempunyai budatya literasi yang tinggi. Literasi juga bukan hanya diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis saja, melainkan kemampuan berhitung, mengembangkan potensi, berfikir kritis dan mampu melakukan fungsi-fungsi dalam kehidupan. Rekayasa literasi adalah upaya yang disengaja untuk menjadikan manusia yang terdidik dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara optimal, dan penguasaan bahasa adalah pintu masuk menju ke pendidikan dan pembudayaan. Jangan lupa share ya! Muda berkarya, muda bermanfaat.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment
close