KARTINI KEKINIAN

Hari Kartini via http://rajatourbandung.com/

 Sobat muda pasti sudah tahu kalau hari ini disebut sebagai hari Kartini atau Kartini Day? (Iya donk pak, karena tadi saya melihat adik-adik berdandan memakai kebaya hehe)

Waduh, apakah kartini itu hanya sebatas perempuan berkebaya dan beralis tebal? (Yang saya tahu begitu pak hehe)

Hari ini tepat pada tanggal 21 April selalu diperingati sebagai Hari Kartini, figur wanita yang didaulat paling berjasa bagi kaum wanita di Indonesia untuk kiranya lebih maju. Mengingat apa yang Kartini perjuangkan kala itu dimasanya adalah dimana kaum wanita begitu tertinggal dibandingkan apa yang didapat oleh kaum pria, sehingga ia mempelopori para wanita agar mendapatkan hak yang setara dengan kaum pria dapatkan khususnya hak mendapatkan pendidikan. (Emansipasi wanita ya pak?)

Benar sekali anak muda. Kiranya sudah berpuluh-puluh tahun lewat apa yang Kartini dahulu perjuangkan bisa kita bersama lihat bahwa kaum wanita saat ini berkembang menjadi sosok maupun figur yang tidak lagi dianggap sebelah mata, kaum wanita saat ini menunjukkan bahwa kemampuan kaum mereka miliki tidaklah kalah dan mampu bersaing dengan para kaum pria. Tak sedikit bermunculan sosok wanita-wanita yang berprestasi dan mengharumkan nama bangsa layaknya tak kalah dengan apa yang Kartini lakukan, bahkan saat ini kaum wanita menjadi sentralis dimana lebih mendominasi dalam dunia pekerjaan. Sehingga wanita hari ini tak selalu bergumul dengan kata dapur, sumur dan kasur. Untuk itu muncullah istilah Kartini Kekinian. (Bagaimana untuk menjadi kekinian tersebut pak?)

Wanita adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya. Untuk itu wanita mesti cerdas dan berakhlak mulia sehingga mampu menjadi inspirasi untuk orang-orang sekitarnya. Seperti Kartini, wanita harus terus belajar.  Ia belajar sendiri dan berkorespondensi melalui surat dengan teman-temannya yang berasal dari Belanda. Berkat membaca banyak referensi dari Eropa, Kartini ingin agar kaum perempuan sebangsanya tidak lagi tertindas dan bisa ikut maju bersama-sama kaum pria. Kumpulan surat-surat Kartini itulah yang kelak diterbitkan dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Dari situlah kemudian, perjuangan Kartini untuk memajukan kaum wanita di Hindia Belanda (nama Indonesia semasa masih dijajah Belanda) dimulai, termasuk dengan mendirikan sekolah wanita dengan dukungan sang suami, KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang tidak lain adalah Bupati Rembang. (Memang benar ya pak, kalau pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk merubah dunia hehe)
Habis Gelap Terbitlah Terang via http://mixberita.com/
Sayang, Kartini meninggal dunia di usia muda, yaitu 25 tahun, beberapa hari setelah melahirkan anak pertama sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, pada tanggal 13 September 1904. Tanggal lahir Kartini, yakni 21 April, pun diperingati setiap tahunnya untuk mengenang perjuangan dan pengabdian sang pendekar kaum wanita Indonesia. Semoga kita sebagai generasi muda selalu terinspirasi oleh semangat belajarnya yang tak pernah padam. (Siap pak)
Tetap semangat belajar! Karena kartini lebih suka menulis diatas kertas dibanding menulis di atas alis. Muda berkarya, muda bermanfaat.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment
close