Menjadi Indonesia

Lekas,
bangun tidur berkepanjangan
menyatakan mimpimu
cuci muka biar terlihat segar
merapikan wajahmu
masih ada cara menjadi besar

Ada yang runtuh, tamah ramahmu
beda teraniaya
ada yang tumbuh, iri dengkimu
cinta pergi kemana?

Memudakan tuamu
menjelma dan menjadi Indonesia
Banyak dari kita pasti kenal dengan potongan lirik yang indah diatas. Potongan lirik lagu "Menjadi Indonesia" karya Efek Rumah Kaca ini memang sangat menggugah. Saya juga sengaja membuat judul artikel ini sesuai dengan judul lagu tersebut, karena menurut saya menjadi Indonesia itu penting. Sekali lagi, pen-ting. Kita orang Indonesia, tapi berapa banyak diantara kita yang masih merasa bangga menjadi Indonesia?
Kita tahu akhir-akhir ini negeri tercinta kita sedang dilanda dengan isu-isu kebhinekaan. Ini perkara serius yang harus menjadi perhatian kita,dan tentunya para pemimpin kita, karena kalau kita biarkan akan merusak seluruh tatanan masyarakat. Dan siapa yang bertanggungjawab atas kejadian ini? Tentu saja saya, Anda dan kita semua. Karena itu kita pula yang harus memperbaiki keadaan negeri ini. 

Menjadi Indonesia = Menjaga Budaya

Menjaga Budaya via https://www.goodnewsfromindonesia.id/
Negara Indonesia adalah negara kultural, yang artinya ditempati atau diduduki oleh masyarakat yang memiliki bermacam-macam kebudayaan. Patut disyukuri, karena walaupun Indonesia di huni oleh beranekaragam budaya, Indonesia masih tetap bisa bertahan sebagai negara yang utuh. Itu semua di karenakan adanya falsafah Indonesia yang disebut Pancasila. Dimana dalam sila ketiga telah disebutkan, yang berbunyi “Persatuan Indonesia”.
Budaya bukan hanya sebuah identitas kita. Tapi budaya merupakan jati diri kita, jati diri bangsa. Namun jika kita melihat realita hari ini, banyak dari kita telah melupakan budaya. Hingga akhirnya banyak dari kita yang mulai ikut-ikutan dengan budaya yang kebarat-baratan. Dan akibatnya kita menjadi floating mass, kena badai sedikit saja langsung terombang-ambing, baperan, lenyap.
Jangan sampai, kejadian-kejadian yang telah dapat melunturkan kebudayaan terjadi kembali di masa yang akan datang. Jangan pula anak cucu kita, tidak tahu apa itu wayang golek,wayang kulit, tari-tari tradisional, alat musik tradisional. Oleh karena itu, mulailah dari sekarang untuk meningkatkan rasa kebangsaan, dan nasionalisme, agar kita dapat mempertahankan kebudayaan.

Menjadi Indonesia = Menghargai sejarah

Menghargai Sejarah via http://simbahgoogle.com/
Ada masalah besar yang menjangkiti anak muda masa kini. Tidak nampak, tapi nyata. Apa itu?Ketertarikan anak muda sama sejarahnya. Duh, hari gini siapa sih yang suka baca buku sejarah tebal-tebal tanpa gambar?
Kita mulai melupakan sejarah masa lalu. seolah kita tidak mau berurusan dengan masa lalu. Orang bilang, Borobudur adalah adalah peninggalan "zaman" Buddha. Prambanan adalah peninggalan "zaman" Hindu. Pernyataan semacam ini harus diperbaiki, diralat. Borobudur adalah warisan budaya kita, peninggalan budaya Syailendra. Begitu juga dengan Prambanan. Termasuk warisan budaya yang lain, Masjid Agung Banten dan lainnya tanpa terbatas pada bangunan-bangunan sejenis. 
Sejarah membuat kita bangga akan jati diri, prinsip, dan nilai-nilai yang kita pegang. Bukan bangga dengan gaya kebarat-baratan, yang mereka sebut modern dan kekinian, yang justru mengikis sedikit demi sedikit identitas Indonesia kita. Sejarah membuat kita belajar banyak hal. Mulai sekarang, buka mata lebar-lebar.

Bila kita ingin menjadi Indonesia, tak ada jalan lain. Sekali lagi, tak ada jalan lain, kecuali kita kembali pada budaya asal kita  dan terus menghargai sejarah yang diwariskan leluhur kita. Mulai dari diri kita, mulai dari hal kecil dan mulai dari sekarang berkontribusilah sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Katakan pada dunia bahwa kita bangga "menjadi Indonesia".
Previous
Next Post »
Thanks for your comment
close